5 Pemain Terbaik dalam Sejarah Final Liga Champions: Tanpa Ronaldo, Messi Nomor Satu

Menyuguhkan permainan terbaik di pertandingan bergengsi sekelas final Liga Champions merupakan impian setiap pemain. Mereka punya kesempatan membuktikan kualitasnya di panggung tertinggi sepak bola.
Biar begitu, tampil apik di level tertinggi bukan perkara mudah. Hanya pemain-pemain spesial yang bisa menjaga kondisi mental mereka untuk tetap memberikan yang terbaik di partai final.
Final Liga Champions cenderung mempertemukan dua tim terkuat di sepak bola Eropa, alias tim terkuat di dunia. Artinya, ada 22 pemain terbaik yang bersaing pada satu lapangan demi merebut trofi bergengsi.
Biar begitu, di antara 22 pemain terbaik itu selalu ada satu atau dua nama yang paling menonjol. Pemain-pemain inilah yang dianggap spesial dengan permainan yang bisa mengubah arah pertandingan.
Ada belasan nama spesial, tapi paling tidak ada 5 nama yang patut diperhatikan. Siapa saja? Baca laporan Squawka selengkapnya di bawah ini ya
5. Oliver Kahn
Bayern Munchen 1-1 Valencia (pen: 5-4), 2001
Oliver Kahn pernah menyandang status kiper terbaik di dunia. Fisiknya tangguh, temperamental, dan bisa membuat stiker mana pun keder.
Kahn pernah jadi pahlawan Bayern pada duel sengit kontra Valencia di final Liga Champions 2001. Pertandingan berakhir imbang 1-1 selama 120 menit, adu penalti pun dilakukan.
Di sinilah Kahn muncul sebagai pahlawan. Kedua tim bersaing sampai penendang ketujuh, Bayern gagal di penendang pertama dan keempat, Valencia gagal di penendang ketiga dan keempat.
Lalu, pada kesempatan ketujuh, Kahn jadi pahlawan dengan menahan tendangan Pellegrino. Bayern pun berhasil jadi juara dengan skor 5-4.
4. Steven Gerrard
Liverpool 3-3 Milan (pen: 3-2), 2005
Steven Gerrard tampil sangat buruk di babak pertama final Liga Champions 2005. Milan sempat unggul tiga gol terlebih dahulu, Liverpool sudah mencium aroma kekalahan.
Biar begitu, The Reds membuktikan kekuatan mental mereka untuk bangkit di babak kedua. Gerrard mencetak gol pertama The Reds yang mengubash skor jadi 3-1, gol ini begitu penting bagi mental para pemain.
Dua menit berselang, giliran Vladimir Smicer yang mencetak gol untuk mengubah skor jadi 3-1. Lalu, Gerrard kembali beraksi, menusuk dari lini tengah dan mendapatkan hadiah penalti yang dieksekusi Xabi Alonso dengan baik.
Lalu, di sisa pertandingan, Gerrard benar-benar mencoba bertahan dengan baik. Laga pun dilanjutkan sampai babak adu penalti dan akhirnya Liverpool jadi juara
3. Xavi
Barcelona 2-0 Manchester United, 2009
Sang maestro. Dominasi Xavi pada pertandingan ini benar-benar total, dia membuat MU tidak bisa bermain seperti biasanya.
MU seakan-akan tidak bisa merebut bola dari kaki Xavi, padahal ada banyak gelandang top dalam skuad Setan Merah. Xavi seorang diri bisa mengelabui banyak pemain MU.
Sentuhannya sempurna, umpan-umpannya presisi. Bahkan dia bisa memberikan assist untuk gol sundulan Lionel Messi yang mengecoh Rio Ferdinand sekaligus Nemanja Vidic
2. Zinedine Zidane
Real Madrid 2-1 Bayer Leverkusen, 2002
Sebenarnya masih ada Iker Casillas yang tampil luar biasa pada pertandingan ini. Namun, Zidane adalah contoh bagaimana pemain bisa jadi man of the match hanya dengan satu tendangan.
Ya, malam itu sang maestro mencetak gol indah dengan tendangan voli yang bahkan masih dipuji sampai saat ini. Gol Zidane adalah salah satu gol terindah dalam sejarah Liga Champions.
Saat itu sebenarnya Zidane tidak berada dalam posisi terbaiknya. Bola melayang di udara, bakal jatuh di depan kotak penalti. Zidane tahu kesempatan itu tidak boleh disia-siakan.
Sederhananya, dia melengkungkan tubuhnya sampai posisi yang cukup aneh, lalu menyambut bola dengan tembakan voli kaki kiri. Tentu, bola melesat menuju sudut atas gawang Leverkusen.
1. Lionel Messi
Barcelona 3-1 Manchester United, 2011
Bahkan Sir Alex Ferguson mengakui timnya tidak berdaya melawan aksi Lionel Messi pada pertandingan ini. Biasanya keajaiban pemain hadir dalam satu atau dua momen penting, tapi Messi melakukannya sepanjang pertandingan.
Dia membuat Ferdinand dan Vidic tampak seperti bek amatir. Messi tidak bisa dihentikan, menggiring bola semaunya sendiri melewati barisan bek MU.
Saat itu Messi bermain dalam peran false nine dan menjadi arsitek Barca pada salah satu pertandingan terbaik di final Liga Champions. Skor 3-1 tampak mudah, padahal MU dan Barca sama-sama tampil luar biasa
Sampai sekarang, mungkin performa Messi pada pertandingan itu adalah salah satu yang terbaik sepanjang kariernya. Dia menulis namanya dalam sejarah sepak bola