Hari Ini 15 Tahun Lalu: Bagaimana Kisah Liverpool Tertinggal, Bangkit, Lalu Jadi Juara di Istanbul?

Liverpool 

25 Mei 2005, hari ini tepat 15 tahun lalu. Istanbul jadi saksi salah satu comeback terbaik salam sejarah Liga Champions. Ya, Liverpool jadi juara meski sempat tertinggal 0-3 dari AC Milan.

Pertandingan ini selalu diceritakan dengan nada kekaguman terhadap Liverpool, tentang bagaimana pasukan Rafael Benitez membelokkan takdir untuk keluar sebagai juara. Namun, jelas momen pertandingan saat itu tidak seindah cerita-cerita sekarang.

Liverpool benar-benar tidak berdaya di babak pertama, Benitez salah taktik. Milan bahkan sudah unggul di menit pertama lewat aksi Paolo Maldini, lalu Hernan Crespo mencetak dua gol di ujung babak pertama untuk mengubah skor jadi 3-0.

Fans Milan bersorak riuh, fans Liverpool tertunduk lesu. Saat itu Milan dipercaya sudah menang, sulit membalikkan ketinggalan tiga gol, apalagi di partai final.

Biar begitu, keajaiban terjadi babak kedua. Liverpool balas mencetak tiga gol hanya dalam rentang enam menit. Skor berubah jadi 3-3, harapan mereka kembali.

Apa saja yang terjadi pada pertandingan bersejarah itu? 

Pergantian pemain: Hamann masuk, Finnan keluar (46′)

Kesalahan Liverpool dimulai dari susunan pemain dan formasi pilihan Benitez sejak awal. Dia memilih taktik 4-4-1-1, membuat kejutan dengan menurunkan Harry Kewell untuk bermain di belakang Milan Baros.

Taktik ini jelas kacau. Kaka bisa memanfaatkan celah permainan Liverpool dengan baik, dan karena Crespo serta Shevchenko terus berlari mencari ruang kosong, barisan bek Liverpool tidak mampu membendung semua ancaman ini.

Benitez merespons dengan mengganti pemain dan sekaligus mengganti taktik di babak kedua. Steve Finnan ditarik karena cedera, Dietmar Hamann masuk. Perubahan ini berani, karena Hamann adalah seorang gelandang yang menggantikan Finnan selaku bek kanan.

Biar begitu, pilihan berisiko Benitez ini terbayar lunas. Hamann dimainkan untuk menutup ruang gerak Kaka. Dia menemani Xabi Alonso di lini tengah serta membebaskan Steven Gerrard untuk naik menyerang.

Gol pertama Liverpool: Skor 1-3 (Gerrard, 54′)

Bebas dari tugas bertahan, Gerrard mulai merepotkan barisan pertahanan Milan. Dia lebih bebas membawa bola, lebih berani naik tanpa memikirkan lini tengah.

Hasilnya, Gerrard sendirilah yang mencetak gol pertama Liverpool. Berawal dari umpan Riise di sisi kiri, Gerrard berdiri bebas di kotak penalti untuk menyundul bola ke arah yang tidak terjangkau oleh Dida.

Gol ketiga Liverpool: Skor 3-3 (Alonso, 60′)

Gol penyeimbang kedudukan yang berusaha dihindari Milan mati-matian. Pertahanan Milan benar-benar kacau, kebobolan dua gol dalam waktu cepat sepertinya membuat mereka tercengang

Terbukti, Gerrard lagi-lagi lolos dari penjagaan. Dia berlari sendirian menyambut umpan daerah Baros tepat di tengah kotak penalti. Bola itu seharusnya jadi peluang matang bagi Gerrard, tapi dia terjatuh karena tarikan Gennaro Gattuso.

Penalti pun diberikan, kemampuan Dida diuji. Xabi Alonso maju sebagai algojo, bukan Gerrard, entah apa alasan Liverpool.

Sepakan Alonso apik, tapi Dida bisa menebak arah dan menepisnya. Namun, ketika Dida masih terjatuh di lapangan, Alonso merespons dengan cepat dan mengembalikan bola muntah itu dengan sepakan keras ke gawang Milan

Half-Time Talk

Kebangkitan Liverpool di babak kedua ini akan selalu jadi cerita terbaik Liga Champions. Benitez akan dikenang sebagai salah satu pelatih terbaik The Reds. Uniknya, ternyata Benitez tidak perlu berkata banyak di ruang ganti saat turun minum. Dia tahu timnya siap bangkit, hanya perlu berubah.

Tidak ada rahasia besar, Benitez hanya memotivasi timnya untuk mengubah segalanya di babak kedua. Mulai dari gaya bermain sampai kualitas mental, Liverpool harus berubah untuk bangkit.

“Ketika Anda kebobolan gol kedua, Anda harus mulai berpikir untuk mengubah sesuatu. Dan jika Anda kebobolan ketiga kalinya? Ya, Anda jelas harus mengubah sesuatu, itu sangat jelas,” ujar Benitez kepada The Athletic.

“Saya bicara dengan Pako Ayestaran, asisten saya: ‘Saya bakal bicara dengan para pemain dan membahas tentang perubahan tiga bek untuk menambah satu pemain di lini tengah. Anda mulailah membantu para pemain pemanasan’.”

“Pesan yang kami sampaikan pada para pemain adalah soal kepercayaan diri. Coba mencetak gol cepat, kembali ke permainan. Itulah yang utama,” lanjutnya

Susunan Pemain

AC Milan (4-4-2): Dida; Maldini, Nesta, Stam Cafu; Pirlo, Gattuso (112′ Rui Costa), Seedorf (86′ Serginho), Kaka; Crespo (85′ Tomasson), Shevchenko

Pelatih: Carlo Ancelotti

Liverpool (4-4-1-1): Dudek; Traore, Hyppia, Carragher, Finnan (46′ Hamann); Alonso, Riise, Gerrard, Luis Garcia, Kewell (23′ Smicer), Baros (85′ Djibril Cisse)

Statistik AC Milan vs Liverpool

Gol: 3 – 3
Penalti: 2 -3
Total shots: 22 – 15
On target: 10 – 7
Possession: 55% – 45%
Fouls: 7 – 5
Offsides: 7 – 5


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *