Adu Kekuatan AC Milan 2004/05 vs Inter Milan 2009/10, Siapa yang Menang?

Derby Milan atau yang juga disebut Derby della Madonnina merupakan salah satu pertandingan sepak bola terbaik di dunia. Jika benar demikian, apa yang terjadi andai versi terbaik AC Milan dan Inter Milan ditarungkan?
Beberapa tahun silam, tepatnya musim 2004/05, skuad Milan pernah dipenuhi pemain-pemain top di setiap posisi. Mereka benar-benar tangguh, sayangnya torehan trofi di akhir musim gagal membuktikan kualitas pasukan Carlo Ancelotti.
Sang rival, Inter Milan, pun pernah berjaya pada musim 2009/10. Kala itu Nerazzurri bermain di bawah Jose Mourinho dan berhasil mendobrak sejarah dengan menjadi tim Italia pertama yang meraih treble.
Menengok kembali, andai kedua tim itu diadu, siapa yang bakal jadi pemenang?
AC Milan 2004/05
Tim ini begitu tangguh, disebut-sebut sebagai salah satu tim terkuat dalam sejarah sepak bola Eropa. Betapa tidak, kita hanya perlu mengintip daftar skuad Milan saat itu untuk memahami betapa kuatnya mereka.
Dimulai dari Dida di pos penjaga gawang, lalu ada kombinasi Maldini, Nesta, Stam, dan Cafu sebagai barisan bek, kegeniusan Kaka didukung dengan Andrea Pirlo, Seedorf, dan Gattuso, serta duet Crespo dan Shevchenko di lini serang.
Milan era ini benar-benar kuat, nyaris sempurna. Pertahanan mereka merupakan salah satu yang terbaik, lalu ada Kaka yang menyokong barisan penyerang.
Kombinasi pemain top itu pun didukung oleh pelatih top, Carlo Ancelotti. Dia berhasil membawa Milan sampai di final Liga Champions, yang sayangnya gagal juara karena keajaiban Liverpool di Istanbul.2 dari 7
Inter Milan 2009/10

Jose Mourinho (c) AFP
Inter Milan merupakan satu-satunya tim asal Italia yang pernah meraih treble winners, dan mereka meraihnya pada musim 2009/10 ini. Di bawah Jose Mourinho, skuad Inter nyaris sempurna.
Puncak kekuatan Inter terbukti ketika mereka berhasil menaklukkan Barcelona di semifinal Liga Champions. Barca saat itu benar-benar kuat, tapi Mourinho bisa menemukan kelemahan pasukan Guardiola itu dan memanfaatkannya dengan baik.
Mourinho membentuk Inter dengan pertahanan yang tangguh dan serangan balik cepat. Dia mengandalkan pemain-pemain top sekelas Julio Secar, Chivu, Samuel, Lucio, Maicon, lalu ada Zanetti, Cambiasso, Sneijder, serta Eto’o, Milito, dan Pandev di lini serang. Mou juga masih memiliki Materazzi dan Stankovic yang siap dimainkan kapan pun.
Nasib Inter sedikit lebih baik dari Milan. Mereka berhasil menjuarai Liga Champions pada musim itu, tentu semakin sempurna dengan torehan treble.3 dari 7
Torehan trofi, siapa lebih baik?
Untuk satu hal ini, Inter jelas lebih unggul. Mereka menyapu bersih setiap trofi yang tersedia. Pasukan Mourinho unggul dua poin dari AS Roma di puncak klasemen dan mengalahkan Roma 1-0 di final Coppa Italia.
Biar begitu, torehan terbaik Inter ada di Liga Champions. Usai mengalahkan Barca di semifinal, sempat muncul kekhawatiran Inter kehabisan bensin untuk menghadapi Bayern Munchen di partai pemungkas.
Kekhawatiran itu tidak terbukti, pasukan Mou tetap menjaga fokus untuk memetik kemenangan 2-0 di Santiago Bernabeu.
Di sisi lain, Milan 2004/05 yang begitu kuat ternyata tidak meraih satu pun trofi di akhir musim. Mereka jadi runner-up Serie A, gagal di Coppa, dan takluk dari Liverpool di final UCL.4 dari 7
Soal taktik, siapa lebih baik?
Sepanjang musim 2004/05, Ancelotti sering menurunkan formasi 4-4-3 diamond untuk memaksimalkan kekuatan Milan. Formasi ini luar biasa, Kaka menemukan peran terbaiknya dalam posisi di belakang dua striker.
Milan sangat kuat, tapi jelas ada celah pada taktik Ancelotti. Terbukti Milan menelan 5 kekalahan dalam semusim Serie A, sementara Inter yag ada satu tingkat di bawah mereka hanya dua kali kalah.
Kegagalan di final Liga Champions juga membuktikan lambatnya respons Ancelotti dalam menghadapi krisis. Dia tidak siap mengubah taktik dalam waktu singat, khususnya ketika pemain-pemainnya merasa unggul.
Inter 2009/20 dapat dikatakan lebih baik dalam hal taktik. Mengalahkan Barcelona di semifinal Liga Champions bukan perkara mudah, terlebih saat itu Barca sedang hebat-hebatnya dengan Lionel Messi sebagai momok tim mana pun.
Mourinho terbilang genius, tidak penting jika taktiknya disebut parkir bus, pada akhirnya yang diingat hanya trofi.5 dari 7
Komposisi skuad, siapa lebih baik?

Soal komposisi skuad, fans Milan boleh menyombong. Tim 2004/05 benar-benar bertabur bintang, bahkan bisa dikatakan sebagai Los Galacticos versi Italia.
Di lini serang saja Ancelotti punya empat triker tangguh yang hanya memperebutkan dua posisi, yakni Shevchenko, Crespo, Inzaghi, dan Tomasson.
Lini tengah Milan gemilang, barisan bek mereka sangat kuat. Rasanya cukup menyedihkan tim luar biasa ini gagal meraih trofi.
Inter 2009/10 juga tidak bisa dipandang remeh. Mourinho beruntung punya striker genius seperti Milito, yang didukung kreativitas Sneijder.
Biar begitu, jika dibandingkan dengan skuad Milan, Inter era ini mungkin masih sedikit tertinggal.6 dari 7
Duel pelatih, siapa lebih baik?
Ancelotti di Milan, Mourinho di Inter. Keduanya merupakan pelatih paling sukses di sepak bola Eropa, yang pernah meraih sejumlah trofi di liga-liga berbeda.
Uniknya, jalan karier dua pelatih ini hampir mirip. Keduanya pernah menangani Chelsea dan Real Madrid, sama-sama sukses pula. Membandingkan keduanya tidak mudah.
Jika trofi sebagai parameternya, Ancelotti jelas kalah. Bagaimanapun Mourinho berhasil membawa Inter jadi tim Italia pertama yang meraih treble.
Ancelotti pun tidak bisa diremehkan, dia pelatih yang tahu cara memaksimalkan potensi pemain. Ada banyak pemain top yang berkembang sejak ditangani Ancelotti.
Biar begitu, untuk satu hal ini sepertinya Ancelotti harus mengakui keunggulan Mourinho.
Kesimpulan
Seperti beberapa ulasan adu kekuatan sebelumnya, (Arsenal vs Liverpool dan Barcelona vs Real Madrid) sebenarnya membandingkan dua tim berbeda era tidaklah adil. Namun, pada kasus ini, sepertinya cukup adil menyebut Inter 2009/10 lebih kuat dari Milan 2004/05.
Perbedaan utamanya terletak di torehan trofi. Inter meraih tiga trofi bergengsi sekaligus, sementara Milan gagal di ketiganya. Mourinho memang pelatih yang dikenal mengutamakan trofi daripada keindahan permainan.
Biar begitu, Milan 2004/05 akan selalu dikenang sebagai salah satu tim terbaik sepanjang sejarah. Barisan bek sempurna, lini tengah impian, dan empat striker top yang terpaksa memperebutkan dua tempat saja.