Hikayat Foto Ikonik Sepak Bola: Marco Materazzi dan Rui Costa di Derby della Madonnina

ShareBola.com – Satu jepretan foto bisa memiliki sejuta makna. Di sepak bola, ada satu foto yang begitu ikonik yakni ketika momen Marco Materazzi bersandar pada pundak Rui Costa pada laga Derby della Madonnina.
Derby della Madonnina memang dikenal punya tensi tinggi sejak lama. Inter Milan dan AC Milan berebut status sebagai penguasa kota Milan. Kedua tim punya rivalitas yang sangat tinggi.
AC Milan sejauh ini punya catatan kemenangan dengan skor terbesar di Derby della Madonnina. Pada 11 Mei 2001 lalu, AC Milan menang dengan skor 6-0 atas Inter Milan. Saat itu, Milan sedang berada dalam performa yang prima.
Pada musim 2019/2020, dua laga Derby della Madonnina sudah digelar. Milan menelan dua kakalahan dari Inter Milan. Pada pertemuan pertama, Rossoneri kalah dengan skor 0-2 dan pada perjumpaan kedua Milan harus menyerah dengan skor 4-2.1 dari 3
Derby della Madonnina di Liga Champions 2004/2005
AC Milan dan Inter Milan berjumpa di babak perempat final Liga Champions musim 2004/2005. Ketika itu, kedua tim sedang berada dalam performa terbaiknya. Ada banyak pemain top yang membela kedua klub asal kota Milan.
AC Milan dimotori Ricardo Kaka dan Paolo Maldini. Selain itu, Milan juga punya Andri Shevchenko sebagai salah satu penyerang terbaik Eropa pada zamannya. Rossoneri juga punya Andrea Pirlo, Alessandro Nesta, dan Dida.
Sementara itu, Inter Milan juga punya banyak pemain top. Ada nama Sinisa Mihajlovic dan Ivan Cordoba di lini belakang. Inter Milan juga punya duo Zanetti, Chtistiano dan Javier. Lalu, ada Edgar Davids di lini tengah. Di lini depan, Inter Milan punya Christian Vieri dan Adriano.

Leg pertama digelar di markas AC Milan, San Siro. Laga berjalan cukup seru dan panas. Lima kartu kuning dikeluarkan wasit Alain Sars dari Prancis. Milan menang dengan skor 2-0 lewat gol yang dicetak Japp Stam dan Andri Shevchenko.2 dari 3
‘Pesta’ Kembang Api dan Foto Ikonik Itu
Inter Milan berada dalam tekanan di leg kedua. Mereka harus menang dengan skor 3-0. Tentu saja bukan tugas yang mudah bagi tim asuhan Roberto Mancini. Sebab, Milan punya materi pemain yang sangat bagus di musim itu.
Andri Shevchenko membuat tugas para pemain Inter Milan lebih berat. Pada menit ke-30, pemain asal Ukraina itu mencetak gol ke gawang Toldo. Milan kini unggul agregat 3-0. Inter Milan harus mencetak empat gol jika ingin lolos ke semifinal.
Wasit Markus Merk asal Jerman sudah mencabut lima kartu kuning hingga menit ke-71. Tiga pemain Inter Milan mendapat kartu kuning: Kily Gonzalez, Ivan Cordoba, dan Esteban Cambiasso. Tensi di lapangan memanas, begitu juga di tribun.
Gol Esteban Cambiasso dianulir wasit. Fans Inter Milan kemudian marah dan melemparkan beberapa benda berbahaya ke lapangan. Salah satunya bahkan mengenai penjaga gawang AC Milan, Dida.

Situasi tidak terkendali dan pemain dimina masuk ke kamar ganti masing-masing sampai kondisi aman untuk kembali. Setelah 10 menit, laga kembali dimulai. Akan tetapi, fans Inter Milan terus melempat benda ke lapangan.
Laga dihentikan pada menit ke-73. Pada momen itulah kemudian foto paling ikonik dalam sepak bola tercipta. Marco Materazzi dan Rui Costa, lawan di lapangan, menyaksikan kembang api dan suar mendarat di lapangan San Siro dengan pose yang ‘mesra’. Kedua pemain nampak kontras dengan situasi panas di tribun dan lapangan.

Apa yang Terjadi Setelah Itu?
UEFA kemudian memutuskan laga berakhir dengan kemenangan untuk AC Milan dengan skor 3-0. AC Milan pun lolos ke semifinal dengan agregat 5-0 dari Inter Milan. Kekalahan yang pahit bagi pihak Inter Milan.
UEFA kemudian juga menjatuhkan denda pada Inter Milan sebenar 132 ribu pounds. Inter Milan juga mendapat sanksi menggelar empat laga kandang di pentas Eropa tanpa penonton.
Milan berjumpa PSV Eindhoven di babak semifinal. Kedua tim harus menjalani laga dua leg dengan sangat ketat. Milan menang 2-0 di San Siro dan kalah dengan skor 1-3 di Stadion Philiip. Milan lolos ke final dengan keunggulan gol tandang.
Pada laga final, Milan berjumpa Liverpool. Final digelar di Istanbul. Milan unggul 3-0 pada babak pertama. Namun, Liverpool bangkit di babak kedua dan membuat skor menjadi imbang 3-3.
Milan kalah pada babak adu penalti dengan skor 2-3. Serginho, Andrea Pirlo, dan Andri Shevchenko gagal menjalankan tugasnya dengan baik sebagai eksekutor penalti.